KEPEDULIAN
SOSIAL
MAKALAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah: Hadits
Dosen
Pengampu: Prof. DR. HM. Erfan Soebahar, MA
Disusun Oleh:
Fatchurrohman (113211021)
Nur Rinayanti
(113211038)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI WALISONO
SEMARANG
2012
I. PENDAHULUAN
Manusia adalah
mahluk sosial, oleh karenanya manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia
membutuhkan manusia lain sebagai penerus hidup agar keselarasan hidup ini
terjaga, apalagi sebagai seorang muslim, yang seharusnya mempunyai rasa sosial
tinggi, karena dalam Al-Quran maupun hadits sosial kepada manusia sangat
dikedepankan.
Sebagai seorang
manusia yang ingin mendapat ridla dari Tuhannya harus berusaha melakukan perbuatan-perbuatan
yang diridlai oleh Tuhannya. Salah satunya adalah mencintai sesama muslim. Oleh
karena itu sesama muslim adalah saudara. Sifat persaudaraan kaum mu’min yaitu
mereka yang saling menyayangi, mencintai, saling tolong-menolong dan
menumbuhkan sikap peduli sosial.
Namun, jika
sesama muslim tidak saling peduli terhadap sesama dengan kata lain egois, maka
orang tersebut tidak memahami bagaimana arti persaudaraan. Dan sikap seperti itu
merupakan sikap orang kufur dan tidak disukai Allah SWT. Oleh karena itu,
sangat penting bagi kita untuk menumbuhkan sikap peduli sosial dan
tolong-menolong terhadap sesama dalam kehidupan sehari-hari.
Mengingat hal
tersebut diatas di dalam makalah ini, pemakalah akan mencoba memaparkan apa-apa
yang berkaitan dengan kepedulian social terhadap sesama
II. HADITS DAN TERJAMAH
A. Hadits Abu Hurairah tentang Membuang Duri dari Jalan
عَنْ اَبى هُرَيْرَةَ
عَنْ مُحَمَّدِ صَلَّى اللهُ عَلَيْه وَسَلَّم قَالَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْه
وَسَلّمَ كُلُّ سَلَامِى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ
الشَّمْسُ قَالَ تَعْدِلُ بَيْنَ اْلاِثْنَيْنِ صَدَقَةٌ وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِى
دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا اَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعُهُ صَدَقَةٌ
قَالَ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ وَ كُلُّ خُطْوَةِ تَمْشِيْهَا اِلَى
الصَّلَاةِ صَدَقَةٌ وَ تُمِيْطُ الا ذى عَنِ الطَّرْفِ صَدَقَةٌ (اخرجه مسلم فى
كتاب الزكاة)
Artinya: “dari Abu Hurairoh ra., ia berkata: Rasulullah SAW. Beliau
bersabda: setiap ruas tulang manusia wajib bersedekah setiap hari, dimana
matahari terbit. Selanjutnya beliau bersabda: berlaku adil antara dua orang
adalah sedekah, membantu seseorang (yang kesulitan menaikkan barang) pada hewan
tunggangannya, lalu ia membantu menaikkannya ke atas punggung hewan
tunggangannya atau mengangkatkan barang-barangnya adalah sedekah. Rasulullah
saw. Juga bersabda: perkataan yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang
dikerahkan menuju shalat adalah sedekah dan menyingkirkan duri dari jalan
adalah sedekah.
B. Hadits Ibn Umar tentang Tolong Menolong
عَنْ اَبى
هُرَيْرَةَ قال قال رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْه وَسَلّمَ مَنْ نَفْسَ عَنْ
مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْياَ نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ
يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِى
الدُّنْياَ وَالْاَخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِى الدُّنْياَ
وَالْاَخِرَةِ وَاللهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الَعَبْدِفىِ عَوْنِ اَخِيْهِ
(اخرجه مسلم فى كتاب الذكر والدعاء والتوبة والستغفار)
Artinya: “dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW. Beliau
bersabda: siapa yang melapangkan suatu kesukaran dunia pada seorang mu’min
Allah akan melapangkan baginya kesukaran hari kiamat. Dan siapa meringankan
kemiskinan seorang miskin, Allah akan meringankan baginya di dunia dan akhirat.
Dan siapa yang menutupi kejelekan orang muslim, Allah akan menutupi
kejelekannya dunia akhirat. Allah selalu menolong hamba, selama hamba itu
menolong saudaranya.
IV. PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepedulian Sosial
Kepedulian sosial
berarti sikap memperhatikan atau menghiraukan urusan orang lain (sesama anggota
masyarakat). Kepedulian sosial yang dimaksud bukanlah untuk mencampuri urusan
orang lain, tetapi lebih pada membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
orang lain dengan tujuan kebaikan dan perdamaian.[1]
Sikap peduli sangat
dianjurkan dalam agama islam, karena dengan adanya peduli sosial, akan timbul
persaudaraan. Dan kebalikan dari sikap peduli sosial adalah egois.
Adapun dampak positif
dari kepedulian sosial, antara lain menumbuhkan kerukunan, terwujudnya
persatuan dan kesatuan, menciptakan kondisi yang harmonis dan menghilangkan
rasa dendam.
B. Hadits Abu Hurairah tentang Membuang Duri dari Jalan
Duri dalam
konotasi secara sekilas menunjukkan pada sebuah benda yang hina. Akan tetapi,
jika dipahami lebih luas, yang dimaksud dengan duri di sini adalah segala
sesuatu yang dapat membahayakan pejalan kaki, baik besar maupun kecil. Hal
semacam ini mendapat perhatian serius dari Nabi saw. sehingga dikategorikan
sebagai salah satu cabang daripada iman, karena sikap semacam ini mengandung
nilai kepedulian sosial, sedang dalam Islam ibadah itu tidak hanya terbatas
kepada ibadah ritual saja, bahkan setiap ibadah ritual, pasti di dalamnya
mengandung nilai-nilai sosial.
Di samping membiarkan duri
di jalan atau sejenisnya berarti membiarkan kemadlaratan atau membuat
kemadlaratan baru, jika adanya duri tersebut awalnya sengaja disimpan oleh
orang lain.
Hal tersebut di atas, menghilangkan duri
dari jalan mengandung pengertian bahwa setiap muslim hendaklah jangan mencari
kemadlaratan, membuat atau membiarkan kemadlaratan. Hal ini sesuai dengan sabda
Rasul saw. yang dijadikan sebuah kaidah dalam Ushul Fiqh:
لَا ضَرَارَ وَ لَا ضِرَار
“Janganlah
mencari kemudlaratan dan jangan pula membuat kemudlaratan.”
Membiarkan duri di jalan atau sejenisnya berarti
membiarkan kemadlaratan atau membuat kemadlaratan baru, jika adanya duri
tersebut awalnya sengaja disimpan oleh orang lain.[2]
C. SEDEKAH
Sedekah adalah pemberian sesuatu dari
seorang muslim kepada yang berhak menerimanya secara ikhlas dan sukarela tanpa
dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu dengan mengharap ridlo Allah dan pahala
semata.[3]
Amalan yang termasuk sedekah adalah
memberi makanan. Karena memberikan makan kepada orang lain merupakan perbuatan
sedekah dan perbuatan terpuji. Memberi makan kepada orang lain merupakan amalan
seseorang yang dapat memasukkan dirinya ke dalam surga.[4]
Dan ada beberapa hikmah dari
bersedekah, antara lain:
1.
Mendapat
naungan Allah pada hari kiamat
2.
Menghilangkan kesulitan
3.
Sedekah sebagai
amal yang mengalir sampai wafat
4.
Sedekah sebagai
pelindung dari api neraka
5.
Sedekah
mempererat persaudaraan
6.
Menambah umur
seseorang
D. Hadits Ibn Umar tentang Tolong Menolong
Hendaknya
kita mengetahui bahwa Islam menyuruh para umatnya untuk tolong-menolong dan
bantu-membantu, itu dalam arti yang lengkap. Yakni tolong-menolong,
bantu-membantu dengan seluruh masyarakat dengan tidak membedakan golongan.
Agama menghendaki supaya kita memberikan pertolongan kepada segala hamba Allah,
masing-masing menurut ketentuannya. Islam menyerukan kepada umatnya, agar umat
Islam menjadi warga masyarakat yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Tolong-menolong ada dua macam :
1)
Tolong-menolong
yang merupakan uluran tangan dalam bentuk kebendaan.
2)
Tolong-menolong
dalam bentuk perbuatan yang baik dan taqwa.
Tolong-menolong
yang merupakan uluran tangan dalam bentuk kebendaan yakni dengan mengirimkan
bantuan kepada para penderita atau siapa saja yang memerlukan bantuan untuk
mempertahankan dan meringankan beban hidup, atau memberikan pertolongan dan
perlindungan kepada siapa saja yang teraniaya, menentramkan orang-orang yang
takut, serta menegakkan kepentingan-kepentingan umum dalam masyarakat.
Tolong-menolong untuk
berbuat baik dan taqwa ialah membimbing dan memberi petunjuk kepada masyarakat
untuk melakukan kebaikan dan menolak kejahatan. Tolong-menolong dalam bidang
ini akan sempurna dan memberikan buahnya yang baik, apabila ada dua kekuatan,
yaitu kekuatan bimbingan dan penuntun yang baik dan ikhlas, dan ada kekuatan
menerima dengan baik dan ikhlas pula.
Tolong-menolong
kita laksanakan dengan penuh keikhlasan karena Allah semata dan karena mencari
keridhaan-Nya.[5]
E.
Hadits tentang Berjabat Tangan.
عَنْ ابىِ الخطاب
قَتاَدة قال قلت لانسٍ اَكاَنتِ المصافحة فى اصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم؟
قال نعم (رواه البخارى)
Artinya : “Dari Abu Khattab Qatadah
mengatakan: aku bertanya kepada Anas: Apakah ada yang berjabat tangan diantara
para sahabat Rasulullah saw.? Jawab Anas: Ya. (HR. Bukhori)[6]
Jabat
tangan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam
menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang. Jabat
tangan merupakan bukti cinta dan kejernihan hati. Di dalam
hadiah terdapat penghargaan dan penghormatan. Oleh karena itu Nabi menerima
hadiah baik dari orang muslim atau orang kafir. Beliau juga menganjurkan
umatnya agar saling berjabat tangan. Dan banyaknya kedengkian yang sirna karna jabat
tangan, banyaknya konflik yang cair karna jabat tangan, dan juga banyaknya
persahabatan diraih karena jabat tangan.
Suatu keburukan jika memberi hadiah
kepada seseorang, kemudian anda menarik kembali hadiah itu. Lebih baik anda
tidak memberi hadiah sama sekali daripada memberi tapi menarik kembali.[7]
V.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
·
Kepedulian sosial berarti sikap memerhatikan atau menghiraukan urusan
orang lain (sesama anggota masyarakat). Kebalikan dari sikap peduli sosial
adalah egois.
·
Dampak positif dari kepedulian sosial antara lain: menumbuhkan kerukunan, terwujudnya persatuan dan kesatuan,
menciptakan kondisi yang harmonis dan menghilangkan rasa dendam.
·
Iman yang menghilangkan sesuatu yang mengganggu kaum muslimin,
diantaranya dengan menyingkirkan duri dari jalan.
·
Tolong-menolong
ada dua macam, yaitu berupa uluran tangan
dalam bentuk kebendaan dan dalam bentuk perbuatan yang baik dan taqwa.
·
Sedekah adalah
pemberian sesuatu dari seorang muslim kepada yang berhak menerimanya secara
ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu dengan mengharap ridlo
Allah.
·
Hikmah
bersedekah, antara lain: Mendapat naungan Allah pada hari kiamat, mengilangkan
kesulitan, sebagai amal yang mengalir sampai wafat, mempererat persaudaraan.
·
Nabi menganjurkan jabat tangan, karena dengan jabat tangan banyak
kedengkian yang sirna, banyak konflik yang cair dan banyak persahabatan yang
diraih karena jabat tangan.
B.
PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami
sajikan, semoga dapat menambah ilmu serta memberi manfaat bagi kita semua.
Segala kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Sehingga kami sebagai manusia
biasa mangharap kritik dan saran dari semua pihak guna memperbaiki makalah kami
dan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Adawi,
Musthafa, Fikih Akhlak,
Jakarta, Qisthi Press, 2005.
Bahreisi, Hussein, Hadits Shahih
Al-Jamius Shahih Bukhari-Muslim, Surabaya: Karya
Utama
Mu’is, Fahrul, Syarah Hadits
Arbain, Bandung: MQS Publishing, 2009.
Rifa’i, Mohammad Pembina Pribadi Muslim, Semarang, CV. Wicaksana, 1993.
Sangid,
Ahmad, Dahsyatnya Sedekah, Jakarta, Qultum Media, 2008.
Shalaby, Ahmad, Kehidupan Sosial
Dalam Pemikiran Islam, Amzah, 2001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar