Coretan-coretan sang Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang......

Sabtu, 22 Maret 2014

Jasa dan Kiprah Abdul Malik bin Marwan

JASA DAN KIPRAH ABDUL MALIK BIN MARWAN DALAM KEBUDAYAAN ISLAM


Makalah
Disusun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu: Drs. H. Mat Solikhin, M.Ag



Disusun Oleh:
Iip Kasipul Qulub     113211025


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013


JASA DAN KIPRAH ABDUL MALIK BIN MARWAN DALAM KEBUDAYAAN ISLAM
I.                   PENDAHULUAN
Kekhalifahan Umayyah merupakan dinasti (mulk) pertama dalam sejarah Islam. Kekhalifahan Umayyah berlangsung dari 661-750 M. Dinasti Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. Masa kekuasaan Dinasti Umayyah hampir satu abad, tepatnya 90 tahun, dengan 14 orang khalifah. Khalifah yang pertama adalah Muawiyah bin Abi Sufyan, sedangkan khalifah yang terakhir adalah Marwan bin Muhammad. Diantara mereka ada pemimpin-pemimpin besar yang berjasa di berbagai bidang sesuai dengan kehendak zamannya. Salah satu diantaranya adalah Khalifah  Abdul Malik bin Marwan. Ada banyak jasa Abdul Malik bin Marwan dalam kiprahnya dalam kekhalifahan Umayyah. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini pemakalah akan membahas tentang Jasa dan Kiprah Abdul Malik bin Marwan dalam kepemimpinannya dalam kebudayaan islam.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Seperti apa biografi Khalifah Abdul Malik bin Marwan?
B.     Apa saja peristiwa-peristiwa penting di masa pemerintahannya?
C.     Bagaimana perkembangan peradaban islam pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan?

III.             PEMBAHASAN
A.    Biografi Khalifah Abdul Malik bin Marwan
Dia bernama Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Abil Ash bin Umayyah. Dia diangkat sebagai Gubernur Madinah oleh Muawiyah pada saat umurnya baru 16 tahun. Sebelum menjadi khalifah dia dikenal sebagai sosok yang zuhud dan fakih, dan dianggap sebagai salah seorang ulama Madinah. Dia ikut terlibat dalam penaklukan-penaklukan yang terjadi di Afrika pada tahun 41-45 H.
Abdul Malik menjadi khalifah setelah ayahnya Marwan bin Hakam meninggal pada tahun 65 H/ 684 M. pada saat itu khalifah yang legal adalah Abdullah ibnuz-Zubair. Kemudian dia berhasil mengambil Irak dari tangan Abdullah ibnuz-Zubair dan menaklukan Hijaz secara keseluruhan. Setelah Abdullah ibnuz-Zubair terbunuh, maka ia dibaiat oleh seluruh masyarakat muslim. Dia menjadi khalifah sejak tahun 73 H/ 692 M. keadaan negara aman berada di tangannya.[1]
Khalifah Abdul Malik adalah orang kedua yang terbesar dalam deretan khalifah Bani Umayyah yang disebut-sebut sebagai ‘Pendiri Kedua’ bagi kedaulatan Umayyah. Ia dikenal sebagai seorang khalifah yang dalam ilmu agamanya, terutama di bidang fiqih. Ia telah berhasil mengembalikan sepenuhnya integritas wilayah dan wibawa kekuasaan keluarga Umayyah dari segala pengacau negara yang merajalela pada masa-masa sebelumnya.
Khalifah Abdul Malik memerintah paling lama, yakni 21 tahun ditopang oleh para pembantunya yang juga termasuk orang kuat dan menjadi kepercayaaannya, seperti Al-Hajjaj bin Yusuf yang gagah berani di medan perang, dan Abdul Aziz, saudaranya yang dipercaya memegang jabatan sebagai gubernur Mesir.[2]
Pada awal kekuasaan dan selama dekade pertama sebagai khalifah, Abdul Malik berada di tengah-tengah banyak musuh dan seperti pendahulunya yang termasyhur, Muawiyah, dia harus mengahadapi musuh-musuh di berbagai front. Akan tetapi, keberanian, keteguhan hati dan kebijaksanaannya memudahkan keberanian dan perasaan dendam lawan-lawannya.[3] Dia meninggal pada tahun 86 H/705 M. dengan demikian, dia memerintah secara legal selama 13 tahun.[4]
B.     Peristiwa-peristiwa penting di masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan
1.      Pemberontakan Mukhtar ats-Tsaqafi (64-67 H/663-686 M)
Mukhtar adalah pengikut Abdullah bin Zubair di Mekah. Lalu, dia membangkang dan melarikan diri ke Kufah. Dia mengaku bahwa dirinya adalah Imam Mahdi dari kalangan Ahli Bait. Padahal, dia dikenal sebagai sosok yang menyimpang dan sesat, mabuk kedudukan dan harta.
Kemudian Mukhtar berhasil menguasai Kufah dan Mosul serta melakukan penyerangan ke Mekah. Abdul Malik segera memeranginya, namun Mukhtar berhasil mengalahkan Abdul Malik. Dia membunuh semua orang yang pernah terlibat dalam pembunuhan Husen sebagai usaha untuk membuat orang-orang Syiah suka dan menyayanginya. Dia membunuh Ubaidillah bin Ziyad. Namun, akhirnya dia bisa dibunuh oleh Mush’ab bin Zubair, Gubernur Bashrah yang tak lain adalah saudara Abdullah bin Zubair sendiri pada tahun 67 H/786 M.
2.      Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi (95 H/714 M)
Dia adalah orang yang paling terkenal diantara orang dekat Abdul Malik dan sekaligus gubernur yang paling masyhur dalam sejarah. Dia dikenal sebagai seorang yang sangat politis, cerdas, keras dan sekaligus kejam baik saat ia berada dalam keadaan yang hak dan tidak hak. Dia termasuk salah seorang pentolan yang memerangi Mush’ab bin Zubair yang kemudian menjadikan Irak berada dibawah kekuasaan Bani Umayyah. Setelah itu dia diperintahkan oleh Abdul Malik untuk memerangi Abdullah bin Zubair untuk menaklukan Hijaz. Dia berhasil menaklukannya dan membunuh Abdulah bin Zubair. Sejak itulah dia menjadi gubernur Hijaz.
Tatkala terjadi krisis di Irak. Maka Abdul Malik mengangkatnya sebagai gubernur. Hajjaj menggunakan segala cara kekerasan dan kekejaman untuk melawan orang-orang Irak hingga akhirnya Irak menjadi Stabil. Pengaruhnya meliputi semua kawasan timur secara keseluruhan. Dia memiliki peran yang sangat besar dalam melapangkan rintangan yang dihadapi oleh pemerintah Bani Umayyah. Kekerasannya seakan menjadi suatu kepastian yang harus dia lakukan demi tercapainya keamanan dan kedamaian.
3.      Pemberontakan Abdur Rahman ibnul-Asy’ats (81-85 H/700-704 M)
Hajjaj yang saat itu menjadi gubernur Irak menugasi Abdur Rahman untuk melakukan penyerangan ke negeri Turki pada tahun 81 H. dan dia berhasil banyak mencapai kemenangan-kemenangan. Kemudian dia menyatakan pembangkangannya kepada Hajjaj dan Abdul Malik
Lalu, dia memerangi Hajjaj dan berhasil menjadikan Irak dibawah kekuasaannya. Setelah itu wilayah timur berhasil dibawah kekuasaannya kecuali khurasan. Disana terjadi perang antara dia dan pendukung pemerintahan Umayyah.
Akhirnya dia kalah dan melarikan pada tahun 82 H lalu dibunuh pada tahun 85 H/704 M. Hajjaj membunuh sekian banyak ulama yang mengikuti gerakan Abdur Rahman ibnul-Asy’ats ini, diantaranya Said bin Jubair.
4.      Pemberontakan Khawarij
Gerakan Khawarij mengalami kemajuan di Irak dan Jazirah Arabia. Namun, panglima perang Bani Umayyah berhasil menaklukan mereka dan menghancurkan sebagian besar dari mereka. Pemimpin-pemimpin Khawarij yang terkenal di periode ini adalah Qathari ibnul-Fuj’ah dan Syabab ibnus-Syaibani.[5]
C.    Perkembangan peradaban islam pada masa Abdul Malik bin Marwan
Periode Abdul Malik mulai memasuki  periode keemasan Dinasti Umayyah. Ia mengadakan berbagai pembaruan, diantaranya, sebelumnya para khalifah Umayyah maupun al-Khulafa al-Rasyidun tetap memakai bahasa Kibti, Suryani dan Yunani dalam urusan negara. Abdul Malik pertama menggunakan secara resmi Bahasa Arab sebagai Bahasa Negara. Ia juga mencetak mata uang Arab dengan nama Dinar, Dirham dan Fals. Kemudian dia mendirikan kas negara di Damaskus. Selain itu, pertama kali dalam sejarah bahasa Arab menggunakan titik (.) dan koma (,) dan memperbarui qawa’id yang sudah dimulai zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib yang ditugaskan kepada Abu al-Aswad al-Duwali.
Abdul malik juga meningkatkan pelayanan pos dan komunikasi, dimana ia membangun kantor pos dan ditugasi kepada seorang dinas pos. para kepala dinas pos segera mengirim berita penting untuk merangkap mengurusi surat-surat biasa. Khalifah juga memperbarui perpajakan. Ia dengan tegas melarang bagi Arab untuk membeli tanah-tanah mawali seperti diterapkan Umar I. bedanya  Abdul Malik tetap mengambil Jizyah atau kharaj dari mawali yang oleh Umar I menempatkan mereka sama dengan muslim Arab.[6]
Dengan adanya kerjasama yang baik antara Abdul Malik dan al-Hajjaj ini menghasilkan pemerintahan yang kuat yang ditandai dengan meningkatnya anggaran pemerintahan untuk berbagai macam pekerjaan umum, diantaranya adalah pembangunan prasarana dan mesjid-mesjid di berbagai propinsi, dan yang terbesar ialah pembangunan Doem of the Rock (Qubbah al-Sahra) diatas Mesjid al-Aqsha di Jerussalem. Dalam pada itu Hajjaj juga mengeluarkan dana yang cukup besar untuk pembangunan beberapa irigasi antara sungai Tigris dan Euphrat untuk mengairi lahan yang tak diolah di Irak waktu itu.
Upaya pembangunan prasarana diatas, menjadikan pertanian dapat berkembang dengan pesat dengan hasil yang menonjol seperti gandum, padi, tebu, jeruk, kapas dan sebagainya. Demikian juga, industri kulit dan tenun mengalami kemajuan yang cukup bagus. Hasil pertanian dan perindustrian dipasarkan sampai ke India dan Asia Tengah. Kota-kota penting seperti Damaskus, Baghdad dan Mekah, menjadi pusat perdagangan yang sangat ramai.[7]

IV.             KESIMPULAN
Dia bernama Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Abil Ash bin Umayyah. Dia diangkat sebagai Gubernur Madinah oleh Muawiyah pada saat umurnya baru 16 tahun. Sebelum menjadi khalifah dia dikenal sebagai sosok yang zuhud dan fakih, dan dianggap sebagai salah seorang ulama Madinah. Abdul Malik menjadi khalifah setelah ayahnya Marwan bin Hakam meninggal pada tahun 65 H/ 684 M. pada saat itu khalifah yang legal adalah Abdullah ibnuz-Zubair. Dia meninggal pada tahun 86 H/705 M. dengan demikian, dia memerintah secara legal selama 13 tahun.
Peristiwa-peristiwa penting di masa pemerintahannya: Pemberontakan Mukhtar ats-Tsaqafi (64-67 H/663-686 M), Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi (95 H/714 M), Pemberontakan Abdur Rahman ibnul-Asy’ats (81-85 H/700-704 M), dan Pemberontakan Khawarij.
Perkembangan peradaban islam di masa pemerintahannya: Bahasa Arab sebagai bahasa resmi negara, mencetak mata uang Arab, memperbarui Qawaid, meningkatkan pelayanan pos dan komunikasi, membangun Doem of the Rock (Qubbah al-Sahra) diatas Mesjid al-Aqsha di Jerussalem, dan kemajuan di bidang pertanian dan industri.

V.                PENUTUP
Demikianlah Makalah yang telah kami susun. Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.


DAFTAR PUSTAKA
Al-Usairy, Ahmad, Sejarah Islam sejak zaman Nabi Adam hingga Abad XX, Jakarta: Akbar Media, 2012.
Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2010.
Fu’adi, Imam, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta: Teras, 2011.
Karim, M. Abdul, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007.
Mahmudunnasir, Syed, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.



[1] Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam sejak zaman Nabi Adam hingga Abad XX, (Jakarta: Akbar Media, 2012), hal. 197.
[2] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010),  hal. 124-125
[3] Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005),  hal. 181.
[4] Ahmad al-Usairy, Op.Cit., hal. 199.
[5] Ahmad al-Usairy, Op.Cit., hal. 195-199.
[6] M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007), hal. 119-120.
[7] Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Teras, 2011),  hal. 80-81.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar