PERENCANAAN EVALUASI
Makalah
Disusun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Perencanaan
Pembelajaran
Dosen Pengampu: Mufidah, M.Ag
Disusun oleh:
Ahmad Abidin 113211017
Any Fikriya Nita P.S 113211018
Anisatul Mufir 113211019
Desyanti Endah.A. 113211020
Fatchurrohman 113211021
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
I.
PENDAHULUAN
Alhamdulillah kita panjatkan puji
syukur kehadirat Allah SWT pencipta alam semesta ini. Tak lupa shalawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Evaluasi pada dasarnya sebagai dasar
keputusan, menyusun kebijakan, maupun progam selanjutnya, keputusan apakah akan
dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Kegiatan evaluasi merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari suatu upaya apapun yang terprogam, tidak terkcuali
bagi progam pembelajaran sebagai bagian dari progam pendidikan. Untuk
mengetahui apakah program yang telah direncanakan dan dilaksanakan dapat
tercapai tujuannya.
Keberhasilan suatu kegiatan evaluasi
akan dipengaruhi pula oleh keberhasilan evaluator dalam melaksanakan prosedur
evaluasi. Prosedur yang dimaksud adalah langkah-langkah pokok yang harus
ditempuh dalam kegiatan evaluasi. Sukses atau tidaknya suatu program evaluasi
pada hakikatnya turut menentukan baik tidaknya perencanaan. Dan dalam
kesempatan ini, kami akan membahas mengenai perencanaan evaluasi.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apa
pengertian perencaan evaluasi ?
B.
Apa
saja fungsi evaluasi pembelajaran ?
C.
Apa
saja alat-alat evaluasi pembelajaran ?
D.
Apa
saja langkah-langkah yang diperlukan dalam perencanaan evaluasi ?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
perencanaan evaluasi
Sebelum kita berbicara mengenai perencanaan evaluasi, kita perdalam
lebih dahulu istilah “rencana” dan “perencanaan”.
Kita pahami bahwa rencana adalah suatu
rancangan rinci untuk melakukan sesuatu atau mencapai sesuatu. Dalam hal ini,
perencanaan berarti proses merencanakan
sesuatu atau suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai
tujuan absah dan bernilai.[1]
Sedangkan evaluasi berasal dari kata “evaluation” (Bahasa
Inggris). Kata tersebut diserap dalam perbendaharaan istilah bahasa Indonesia
dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal
Indonesia menjadi “evaluasi”.
Suchman mendefinisikan evaluasi sebagai sebuah proses menentukan
hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
tercapainya tujuan.
Sementara menurut National Study Committe on Evaluation menegaskan
bahwa evaluasi adalah suatu proses atau kegiatan pemilihan,pengumpulan,
analisis, dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya.
Sementara Brinkerhoff menjelaskan bahwa evaluasi merupakan proses
yang menentukan sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai.
Dari beberapa pendapat di atas , dapat disimpulkan bahwa evaluasi
adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang
selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang
terlihat dalam mengambil sebuah keputusan. Jadi inti dari evaluasi adalah
penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan.[2]
B.
Fungsi
evaluasi pembelajaran
Tidak diragukan lagi bahwa kegiatan evaluasi mempunyai fungsi yang
sangat penting dalam proses pembelajaran maupun pendidikan, diantaranya:
1.
Untuk
mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelompok, apakah dia termasuk anak
yang pandai,sedang, atau kurang pandai.
2.
Untuk
mengetahui taraf kesiapan peserta didik
dalam menempuh program pendidikannya. Jika peserta didik sudah dianggap siap
(fisik dan non fisik), maka program pendidikan dapat dilaksanakan.
3.
Membantu
guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis
pendidikan, jurusan, maupun kenaikan kelas.
4.
Untuk
memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat
pemerintahan yang berwenang, kepala sekolah, guru-guru, dan peserta didik itu
sendiri. Haasil evaluasi dapat memberikan gambaran secara umum tentang semua
hasil usaha yang dilakukan oleh institusi pendidikan.[3]
C.
Alat-alat
evaluasi pembelajaran
Dalam pengertian umum, alat adalah
sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan
tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan lebih efisien. Kata alat
biasa disebut juga dengan istilah instrumen. Dengan demikian alat evaluasi juga
dikenal dengan instrumen evaluasi.
Alat evaluasi dikatakan baik apabila
mampu mengevaluasi sesuatu yang dievaluasi dengan hasil seperti keadaan yang
dievaluasi. Dalam menggunakan alat evaluasi, evaluator menggunakan cara atau
teknik, dan oleh karena itu dikenal dengan teknik evaluasi. Ada dua teknik
evaluasi, yaitu teknis non tes dan tes.
1.
Teknik
non tes
a.
Skala
bertingkat
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap
sesuatu hasil pertimbangan.
b.
Kuesioner
Kuesioner juga sering dikenal sebagai angket. Pada dasarnya,
kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur
(respondens)
c.
Daftar
cocok
Daftar cocok adalah deretan pernyataan ( yang biasanya
singkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda
cocok ()
d.
Wawancara
Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
e.
Pengamatan
Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan sistematis.
f.
Riwayat
hidup
Adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa
kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat
menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek
yang dinilai.
2.
Teknik
Tes
Tes adalah penilaian yang komprehensif terhadap seorang
individu atau keseluruhan usaha evaluasi program.
Jika ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa,
maka dibedakan atas adanya 3 macam tes, yaitu:
a. Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga
berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan
yang tepat.
b. Tes formatif
Tes formatif adalah tes yang dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu.
c. Tes sumatif
Tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah
berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar.
Dalam pengalaman di sekolah, tes formatif dapat disamakan dengan ulangan
harian, sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum yang
biasanya dilaksanakan pada tiap tengah semaster atau akhir semester.
Perbandingan antara tes diagnostik, tes formatif dan sumatif
Untuk memperoleh gambaran mengenai tes diagnostik, tes
formatif dan tes sumatif secara lebih mendalam, berikut ini akan disajikan
perbandingan antara ketiganya, diantaranya:
a. Ditinjau dari fungsinya
(1) Tes diagnostik
-
Menentukan apakah prasyarat telah diketahui
atau belum.
-
Menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap
bahan yang dipelajari.
-
Mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan
dalam menerima pelajaran yang akan dipelajari.
(2) Tes formatif
Sebagai umpan-balik bagi siswa, guru maupun program untuk menilai
pelaksanaan satu unit program.
(3) Tes sumatif
Untuk memberikan tanda kepada siswa bahwa telah mengikuti suatu program,
serta menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan kawannya atau
kelompok.[4]
D.
Langkah-langkah
yang diperlukan dalam perencanaan
evaluasi
Tidak akan berlebihan kiranya kalau diketahui di sini bahwa, sukses
yang akan dapat dicapai oleh suatu program evaluasi telah turut ditentukan oleh
memadai atau tidaknya langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan.
Berikut adalah langkah-langkah yang diperlukan dalam perencanaan
evaluasi:
1.
Merumuskan
tujuan evaluasi
Tujuan evaluasi yang hendak dilaksanakan dalam suatu proses belajar
mengajar dalam suatu lembaga pendidikan tertentu. Rumusan tujuan tersebut
berpedoman kepada tujuan lembaga pendidikan tempat bertugas, dan mata pelajaran
yang diasuh oleh guru yang bersangkutan.
2.
Menetapkan
aspek-aspek yang harus dinilai.
Penentuan tentang jenis aspek yang harus dinilai ditentukan oleh
tujuan evaluasi yang dilaksanakan.
3.
Menentukan
metode evaluasi yang akan dipergunakan.
Metode evaluasi yang akan dipergunakan ditentukan oleh jenis aspek
yang akan dinilai. Untuk menilai keterampilan misalnya dapat digunakan metode
evaluasi.
4.
Memilih
atau menyusun alat-alat evaluasi yang akan digunakan.
Alat-alat evaluasi yang digunakan ditentukan oleh metode evaluasi
yang kita gunakan. Misalnya untuk pelaksanaan metode observasi alat evaluasi
yang perlu disiapkan ialah pedoman observasi dan blanko untuk mencatat
hasil-hasil yang akan diperoleh dalam observasi. Untuk pelaksanaan metode tes
alat evaluasi yang digunakan ialah soalan-soalan tes (item tes)
Apabila alat-alat evaluasi yang akan digunakan cukup tersedia maka
kita tinggal memilih salah satu dari alat tersebut. Tetapi apabila alat-alat
yang akan digunakan belum tersedia maka harus menyusun sendiri alat-alat yang
akan digunakan.
Masalah penyusunan alat-alat evaluasi (instrumen evaluasi)
merupakan hal yang sangat penting dalam proses evaluasi. Sebab tepat atau
tidaknya data yang diperoleh sangat tergantung kepada baik tidaknya alat-alat
evaluasi yang digunakan.
5.
Menentukan
kriteria yang akan digunakan.
Misalnya dalam evaluasi hasil belajar dapat digunakan skala lima
atau skala sebelas.
6.
Menetapkan
frekuensi evaluasi.
Setelah alat-alat evaluasi yang akan kita gunakan telah kita pilih
atau kita susun dan telah kita tetapkan kriterianya maka selanjutnya kita
menentukan frekuensi evaluasi tersebut. Artinya berapa kalikah evaluasi itu
dilaksanakan dalam suatu periode tertentu. Hal ini tergantung kepada tujuan
yang hendak dicapai.
Dalam evaluasi terhadap hasil belajar suatu pedoman yang tepat
digunakan untuk menetapkan frekuensi evaluasi ialah susunan dari bahan
pelajaran. Kalau suatu bahan pelajaran terdiri dari empat unit misalnya, maka
evaluasi terhadap bahan pelajaran tersebut paling sedikit harus dilaksanakan
setiap akhir dari suatu unit.[5]
IV.
PENUTUP
a.
Kesimpulan
1.
Evaluasi
adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang
selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang
terlihat dalam mengambil sebuah keputusan.
2.
Fungsi
evaluasi yaitu:
untuk
mengetahui kedudukan peserta didik, untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program
pendidikan, Membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, Untuk
memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik.
3.
Alat-alat
evaluasi:
Teknik
non tes: Skala bertingkat, Kuesioner, Daftar cocok, Wawancara, Pengamatan, Riwayat
hidup.
Teknik
tes:
4.
Langkah-langkah
perencanaan evaluasi:
Merumuskan
tujuan evaluasi
Menetapkan
aspek-aspek yang harus dinilai.
Menentukan
metode evaluasi yang akan dipergunakan.
Memilih
atau menyusun alat-alat evaluasi yang akan digunakan.
Menentukan
kriteria yang akan digunakan.
b.
Penutup
Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah mencurahkan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Dengan kerendahan hati, pemakalah akui makalah ini jauh dari
sempurna, banyak kekurangan yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat pemakalah harapkan demi kebaikan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan tetap semangat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,
Shodiq, Evaluasi Pembelajaran, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012.
Arifin,
Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset,2009.
Arikunto,
Suharsini, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Harjanto, Perencanaan
Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.
Nurkancana,
Wayan dan Sunartana, Evaluasi Hasil Belajar, Surabaya: Usaha Nasional,
1990.
[1] Harjanto, Perencanaan
Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), hlm.2.
[3] Zaenal Arifin,
Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,2009), hlm.
17.
[4] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,( Jakarta: Bumi
Aksara, 2011), hlm., 33-44.
[5] Wayan
Nurkancana dan Sunartana, Evaluasi Hasil Belajar,( Surabaya: Usaha
Nasional, 1990), hlm.16-17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar