Coretan-coretan sang Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang......

Jumat, 21 Maret 2014

Penelitian Evaluatif

Penelitian Evaluatif


MAKALAH
Disusun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu: Ahmad Maghfurin, M.A




Disusun Oleh:

Hilmi Sahab                                       (113211024)
Iip Kasipul Qulub                             (113211025)
Khairun Niam                                   (113211026)
Lia Diah Fitantri                               (113211027)




FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013

Penelitian Evaluatif
I.                   Pendahuluan
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian.
Ada banyak macam penelitian, diantaranya penelitian evaluatif. Penelitian evaluatif pada dasarnya digunakan untuk meneliti keberhasilan suatu program khususnya yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Begitu banyak program yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang sehingga dibutuhkan penelitian evaluatif tentang keberhasilan atau terlaksananya program tersebut dalam implementasinya dilapangan.
Maka dari itu, dalam makalah ini akan membahas tentang penelitian evalutif dan komponen-komponen yang tercakup didalamnya.
II.                Rumusan Masalah
A.    Apa pengertian dan tujuan Penelitian Evaluatif?
B.     Apa saja standar Evaluasi?
C.     Apa saja lingkup Penelitian Evaluatif dalam Pendidikan?
D.    Apa saja pendekatan Penelitian Evaluatif?
E.     Bagaimana langkah-langkah Penelitian Evaluatif?
III.             Pembahasan
A.    Pengertian dan Tujuan Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan nilai atau manfaat (worth) dari suatu praktik (pendidikan). Nilai atau manfaat dari suatu praktik pendidikan didasarkan atas hasil pengukuran atau pengumpulan data dengan menggunakan standar atau kriteria tertentu yang digunakan secara absolut atau relatif. Praktik pendidikan dapat berupa program, kurikulum, pembelajaran, kebijakan, regulasi administratif, manajemen, struktur organisasi, produk pendidikan, ataupun sumber daya penunjangnya. Praktik pendidikan dapat berlangsung dalam lingkup kelas, sekolah, kecamatan, kota/kabupaten, propinsi ataupun nasional, menyangkut satu komponen atau aspek pendidikan, beberapa atau banyak komponen atau aspek pendidikan.[1]
Makna evaluatif menunjukan pada kata kerja yang menjelaskan sifat suatu kegiatan, dan kata bendanya adalah evaluasi. Penelitian evaluatif menjelaskan adanya kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi terhadap sesuatu objek, yang biasanya merupakan pelaksanaan dan rencana.[2]
Secara umum penelitian evaluatif diperlukan untuk merancang, menyempurnakan dan menguji pelaksanaan suatu praktik pendidikan. Dalam merancang suatu program, kegiatan diperlukan data hasil evaluasi tentang program atau kegiatan pendidikan yang lalu, kondisi yang ada serta tuntutan dan kebutuhan bagi program baru.
Secara lebih rinci tujuan evaluatif adalah:
1.      Membantu perencanaan untuk pelaksanaan program.
2.      Membantu dalam penentuan keputusan penyempurnaan atau perubahan program.
3.      Membantu dalam penentuan keputusan keberlanjutan atau penghentian program.
4.      Menemukan fakta-fakta dukungan dan penolakan terhadap program.
5.      Memberikan sumbangan dalam pemahaman proses psikologis, sosial, politik dalam pelaksanaan program serta faktor-faktor yang mempengaruhi program.[3]
B.     Standar Evaluasi
Evaluasi memiliki dua kegiatan utama, yaitu: pertama pengukuran atau pengumpulan data, kedua membandingkan hasil pengukuran dan pengumpulan data dengan standar yang digunakan. Berdasarkan hasil pembandingan ini baru dapat disimpulkan bahwa sesuatu program, kegiatan, produk itu layak atau tidak, relevan atau tidak, efisien atau tidak, efektif atau tidak.
Banyak asosiasi yang berhubungan dengan bidang pendidikan di Amerika Serikat dan negara-negara lain telah mengembangkan standar evaluasi pendidikan yang baik. Joint Committee for Educational Evaluation (1994) telah merumuskan standar bagi evaluasi di bidang pendidikan. Standar tersebut mencakup empat aspek, yaitu: kebergunaan, kelayakan, kesantunan dan ketelitian.
1.      Standar kebergunaan (untility standards), untuk menjamin bahwa evaluasi akan membantu praktik dan secara berkala memberi informasi yang dibutuhkan pengguna, kredibilitas evaluator, lingkup dan pemilih informasi, interpretasi pemikiran, kecermatan laporan, diseminasi laporan, jadwal waktu laporan, dampak evaluasi.
2.      Standar kelayakan (feasibility standards), untuk menjamin bahwa laporan itu realistisk, sederhana dan setandar ini mencakup 3 hal, yaitu: kepraktisan prosedur, keberlanjutan dan efektivitas biaya.
3.      Standar kesantunan (propriety standard), untuk menjamin bahwa evaluasi dilakukan secara ilegal, etis, memperhatikan kepentingan yang terlibat dalam evaluasi maupun dampak hasilnya. Standar ini meliputi: kewajiban formal, perbedaan kepentingan, kejujuran dan keterbukaan, hak umum yang harus diketahui, hak dari individu, interaksi manusia, keseimbangan laporan, kewajiban bayar pajak.
4.      Standar ketepatan (accuracy standards) untuk menjamin bahwa palaksanaan evaluasi secara teknis-formal dilaksanakan dengan sempurna. Standar ini meliputi sebelas hal yaitu: identifikasi objek, analisis konteks, rumusan tujuan dan prosedur, pemilihan sumber, validitas dan reabilitas instrumen, pengendalian sistematika data, analisis informasi kuantitatif, analisis informasi kualitatif, ketepatan kesimpulan, objektifitas kesimpulan.[4]
C.    Lingkup Penelitian Evaluatif dalam Pendidikan
Penelitian evaluatif dalam pendidikan mencakup bidang yang cukup luas, beberapa contoh bidang yang dapat diteliti dalam penelitian evaluatif:
1.      Kurikulum: desain, implementasi, evaluasi kurikulum. Material kurikulum: buku teks, modul, paket, perangkat keras, perangkat lunak film, video, audio, program televisi, program pengajaran dengan komputer, internet, dll. Sumber belajar: laboratorium, workshop, perpustakaan.
2.      Program pendidikan: anak berbakat-anak cepat, anak lambat, pencegahan putus sekolah, remedial. Program pendidikan: bahasa, sains, sains sosial, matematika, keterampilan hidup, pendidikan jarak jauh, dll.
3.      Pembelajaran: kontekstual, eksperiensial, diskaveri-bermakna, terpadu, inkuiri, dll.
4.      Pendidik: guru, konselor, administrator.
5.      Siswa: kepribadian, kecerdasan, sikap, minat, motivasi, kesehatan, kelompok sebaya, kebiasaan belajar, penyimpangan-penyimpangan prilaku, dll.
6.      Organisasi: sekolah dasar, menengah, pendidikan tinggi, pendidikan umum, kejuruan, pendidikan khusus, pendidikan keagamaan.
7.      Manajemen: personil, saran-prasarana, biaya, partisipasi masyarakat, kurikulum, ekstrakulikuler, dll.[5]
D.    Pendekatan Penelitian Evaluatif
Pendekatan evaluasi merupakan strategi untuk memfokuskan kegiatan evaluasi agar bisa menghasilkan laporan yang bernilai guna.
McMillan dan Schumacher (2001) mengemukakan enam pendekatan dalam penelitian evaluatif:
1.      Evaluasi berorientasi tujuan
Evaluasi berorientasi pada tujuan, diarahkan pada mengukur tingkat ketercapaian tujuan dalam pelaksanaan program atau kegiatan oleh kelompok sasaran, atau mengukur hasil pelaksanaan program/kegiatan. Tingkat kecocokan antara tujuan dengan hasil menunjukan tingkat keberhasilan program atau kegiatan.
2.      Evaluasi berorientasi pengguna
Evaluasi berorientasi pengguna menekankan pada hasil atau produk, yaitu hasil yang dapat memenuhi harapan atau memuaskan kebutuhan pengguna. Evaluasi hasil didasarkan atas standar atau kriteria yang ditentukan oleh pengguna.
3.      Evaluasi berorientasi keahlian
Evaluasi berorientasi keahlian ini menggunakan standar keahlian, diarahkan pada mengevaluasi program atau komponen-komponen pendidikan dengan menggunakan kriteria atau standar yang telah dirumuskan oleh para ahli sebagai suatu program atau komponen yang baik.
4.      Evaluasi berorientasi keputusan
Evaluasi berorientasi keputusan memiliki lingkup yang lebih luas dan kedalamnya memasukan teori perubahan pendidikan. Evaluasi ini diarahkan pada proses penentuan jenis keputusan yang akan diambil, pemilihan , pengumpulan dan analisis data yang dibutuhkan untuk penentuan keputusan dan penyampaian hasil (laporan) pada penentu keputusan.
5.      Evaluasi berorientasi lawan
Evaluasi ini menggunakan standar atau kriteria yang berbeda bahkan berlawanan dengan standar yang digunakan. Untuk menguji keampuhan suatau program atau kegiatan harus dibandingkan dengan program lain atau standar lain yang berlawanan. Program atau kegiatan yang baik akan teteap unggul bila dibandingkan dengan program lain atau menggunakan standar evaluasi yang lain.
6.      Evaluasi berorientasi partisipan-naturalistik
Pendekatan dari evaluasi ini bersifat holistik atau menyeluruh, menggunakan aneka instrumen dan aneka data, agar diperoleh pemahaman yang utuh dari sudut pandang dan nilai-nilai yang berbeda tentang pelaksanaan pendidikan menurut perspektif atau sudut pandang para partisipan.[6]
E.     Langkah-langkah Penelitian Evaluatif
Dalam penelitian evaluatif, terdapat beberapa langkah untuk melakukannya.
1). Identifikasi komponen.
2). Identifikasi indikator.
3). Identifikasi bukti-bukti.
4). Menentukan sumber data.
5). Menentukan metode pengumpulan data.
6). Menentukan instrumen pengumpulan data.
Langkah 1 sampai 6 tersebut dilakukan dengan membuat kisi-kisi persiapan penyusunan instrumen penelitian evaluatif. Sebagai contoh penyusunan kisi-kisi, berikut diambil dari kegiatan pembelajaran yang komponennya sudah diketahui: (1). Siswa (2). Guru  (3). Materi (4). Sarana pendukung (5). Pengelolaan (6). Lingkungan. Dari masing-masing komponen tersebut kita identifikasi indikator dan bukti-buktinya sebagai berikut:
no
Komponen
Indikator
Bukti-bukti

1
Siswa
1.      Kehadiran disekolah

a.       Tidak pernah absen
b.      Datang tepat waktu
c.       Pulang tepat waktu


2.      Kedisiplinan
a.       Taat tata tertib berpakain
b.      Mentaati sopan santun
c.       Mentaati tata tertib dikelas
2.
Guru
1.      Menguasai materi
a.       Lancar menyampaikan
b.      Banyak memberi contoh
c.       Dapat menjawab pertanyaan


2.      Menguasai metode mengajar dengan baik
a.       Memilih metode secara tepat
b.      Metode mengajar bervariasi
c.       Menggunakan dengan benar
3.
Materi
1.      Kesesuaian dengan ketentuan
a.       Sesuai dengan standar isi
b.      Sesuai denga KD
c.       Sesuai dengan indikator


2.      Mutakhir atau kebaruan
a.       Selalu ada yang baru
b.      Sesuai dengan minat siswa
c.       Dapat diaplikasikan


3.      Runtut dengan runtutan yang baik
a.       Tidak bolak-balik
b.      Dari sederhana ke kompleks
c.       Dari lingungan anak ke jauh
Jadi pada contoh diatas, kita telah melakukan langkah 1 sampai 3. Untuk selanjutnya kita masuk pada langkah 4 sampai akhir. Perhatikan tabel dibawah ini:

Sumber Data
Metode
Instrumen
1
a.       Daftar presensi
b.      Guru
c.       Guru
a.       Pencermatan
b.      Wawancara
c.       Wawancara
a.       Lembar perencanaan
b.      Pedoman awancara
c.       Pedoman wawancra

a.       Guru bk
b.      Temen sekelas
a.       Wawancara
b.      Angket
a.       Pedoman wawancara
b.      Angket siswa

a.       Guru bk
b.      Guru mata pelajaran
a.       Wawancara
b.      Wawancara
a.       Pedoman wawancara
b.      Pedoman wawancara

a.       Guru kelas
b.      Teman sekelas
a.       Wawancara
b.      Angket
a.       Pedoman wawancara
b.      Angket
2
a.       Semua siswa
b.      Penampilan guru
a.       Angket
b.      Pengamatan kelas
a.       Angket siswa
b.      Pengamatan

a.       Semua siswa
b.      Penampilan guru
a.       Angket
b.      Pengamatan siswa
a.       Angket siswa
b.      Pengamatan

a.       Semua siswa
b.      Penampilan guru
a.       Angket
b.      Pengamatan siswa
a.       Angket siswa
b.      Pengamatan

a.       Semua siswa
b.      Penampilan guru
a.       Angket
b.      Pengamatan siswa
a.       Angket siswa
b.      Pengamatan

a.       Semua siswa
Penampilan guru
a.       Angket
b.      Pengamatan siswa
a.       Angket siswa
b.      Pengamatan

a.       Semua siswa
b.      Penampilan guru
a.       Angket
b.      Pengamatan siswa
a.       Angket siswa
b.      Pengamatan
3
a.       RPP dan standar isi
b.      Penampilan guru dikelas
a.       Pencermatan
b.      Pencermatan
a.       Lembar pengamatan
b.      Lembar pengamatan

a.       RPP dan KD
b.      Penampilan guru dikelas
a.       Pencermatan
b.      Pencermatan
a.       Lembar pengamatan
b.      Lembar pengamatan

a.       RPP
b.      Penampilan guru dikelas
a.       Pencermatan
b.      Pencermatan
a.       Lembar pengamatan
b.      Lembar pengamatan[7]

IV.             Kesimpulan
Penelitian evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan nilai atau manfaat (worth) dari suatu praktik (pendidikan).
Pada dasarnya, penelitian evaluatif diperlukan untuk merancang, menyempurnakan dan menguji pelaksanaan suatu praktik pendidikan. Dalam merancang suatu program, kegiatan diperlukan data hasil evaluasi tentang program atau kegiatan pendidikan yang lalu, kondisi yang ada serta tuntutan dan kebutuhan bagi program baru.
Dalam evaluasi memiliki dua kegiatan utama, yaitu: pertama pengukuran atau pengumpulan data, kedua membandingkan hasil pengukuran dan pengumpulan data dengan standar yang digunakan. Berdasarkan hasil pembandingan ini baru dapat disimpulkan bahwa sesuatu program, kegiatan, produk itu layak atau tidak, relevan atau tidak, efisien atau tidak, efektif atau tidak. Maka disinilah sebenarnya tujuan utama dari penelitian evaluatif itu sendiri. 
Penelitian evaluatif dalam dunia pendidikan mencakup bidang sangat yang luas, misalnya: Kurikulum, Program, pendidikan, Pembelajaran, Pendidik, Siswa, Organisasi, Manajemen.
Terdapat beberapa langkah dalam penelitian evaluatif. Yaitu:
1). Identifikasi komponen.
2). Identifikasi indikator.
3). Identifikasi bukti-bukti.
4). Menentukan sumber data.
5). Menentukan metode pengumpulan data.
6). Menentukan instrumen pengumpulan data.
Dalam dunia pendidikan, penelitian evaluatif sangat diperlukan karena betapa banyak komponen yang ada dalam pendidikan itu sendiri. Satu komponen saja mengalami kegagalan, maka akan menghasilkan output yang kurang berkualitas bahkan gagal. Karena dalam dunia pendidikan, antara komponen satu dengan komponen yang lain berkaitan erat dan saling mendukung.

V.                Penutup
Demikianlah Makalah yang telah kami susun. Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.


Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Yogyakarta: PT Rineka Cipta, 2010.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Jakarta: Kencana, 2011.




[1] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 120.
[2] Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 169.
[3] Nana Syaodih Sukmadinata, Op.Cit., hlm. 121.
[4] Nana Syaodih Sukmadinata, Op.Cit., hlm. 123-124.
[5] Nana Syaodih Sukmadinata, Op.Cit., hlm. 124.
[6] Nana Syaodih Sukmadinata, Op.Cit., hlm. 125-128.
[7] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Yogyakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hlm. 43-51.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar