HADIS-HADIS
TENTANG PESERTA DIDIK
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum,
Wr. Wb
Puji dan syukur pemakalah ucapkan kepada Allah SWT. Karena
berkat limpahan Rahmat dan Hidayah serta petunjuk-Nya, pemakalah dapat
menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang “Hadis-Hadis Yang Berkenaan
Dengan Peserta didik”.
Shalawat dan salam buat Nabi besar Muhammad SAW yang
merupakan sosok yang dapat ditauladani dari berbagai hal kehidupan, sehingga
perjalanan hidupnya dijadikan sejarah oleh manusia untuk pedoman hidup bagi umatnya.
Dan tak lupa ucapan terima kasih pemakalah kepada Dosen
pembimbing dalam mata kuliah Hadis Tarbawi, Orang Tua yang selalu memberikan
motivasi, Teman-teman, serta semua pihak yang telah mendukung dalam proses
pembuatan makalah ini.
Terakhir, pemakalah sadar bahwa, banyak kekurangan dalam
makalah ini, hal ini karena kurangnya sumber rujukan dan kurangnya Ilmu yang
pemakalah miliki. Maka pemakalah sangat mengharapkan kritikan dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun untuk makalah yang akan datang.
Billahi
Taufiq Walhidayah
Wassalamualaikum,
Wr. Wb
Hormat
Kami,
Pemakalah
HADIS-HADIS TENTANG PESERTA DIDIK
Disusun oleh: Zainal masri
MAHASISWA STAIN BATUSANGKAR
Disusun oleh: Zainal masri
MAHASISWA STAIN BATUSANGKAR
A.
Pendahuluan
Peserta didik merupakan salah satu komponen dalam suatu
pendidikan secara formal adalah orang yang sedang berada dalam fase pertumbuhan
dan perkembangan baik secara fisik, maupun spikis. Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI
No. 20 tahun 2003 tentang pndidikan Nasional, peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
Demikian penting seorang peserta didik, maka begitu banyak
hadis-hadis yang berkenaan dengan keutamaan, karakteristik serta syarat yang
dimiliki peserta didik.
B.
Hadis-Hadis Tentang Keutamaan Peserta Didik
1. Terhindar dari Kutukan Allah
عن أبى هُرَيْرَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَلاَ إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلاَّ ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالاَهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ. رواه الترمذى
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Saya
mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya dunia dan isinya terkutuk,
kecuali zikrullah dan hal-hal terkait dengannya, alim (guru), dan peserta
didik.
Dari hadis di atas jelaslah bahwa
salah satu yang tidak terhindar dari kutukan Allah adalah peserta didik, hal
ini karena peserta didik merupakan sosok yang sedang mencari kebenaran yaitu
dengan menuntut ilmu, sehingga ketika pendidik telah memiliki ilmu derajatnya
akan di angkat oleh Allah swt. Hal ini tergambar dalam firman Allah dalam QS.
Al-Mujadillah ayat 11 yang berbunyi:
Æìsùöt...
ª!$# tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy 4
ª!$#ur
$yJÎ/ tbqè=yJ÷ès?
×Î7yz ÇÊÊÈ
Artinya: ...niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Potongan
ayat yang mengangkat derajat orang yang di beri ilmu di atas tidak hany di
tujukan kepada ulama saja, tetapi lebih luas juga mengacu kepada peserta didik,
karena peserta didik merupakan orang sedang mencari ilmu dan ilmu tersebut
merupakan pemberian Allah disamping usaha yang dilakukannya.
Sebagai
pendidik harus bisa memahami dan menghargai keutamaan pada peserta didik
tersebut, agar terjadinya dalam proses pembelajaran rasa saling menghargai,
menghormati serta saling menyayangi.
2.
Menempati Posisi Terbaik
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْكُمْ بِهَذَا الْعِلْمِ … الْعَالِمُ وَالْمُتَعَلِّمُ شَرِيكَانِ فِي الاَجْرِ وَلاَ خَيْرَ فِي سَائِرِ النَّاسِ.
رواه الطبرانى
Dari Abi Umamah, ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: hendaklah kamu ambil ilmu ini. ... Orang alim
(pendidik) dan muta'allim (peserta didik) berserikat dalam pahala dan tidak ada
manusia yang lebih baik daripadanya.
Dalam
hadis diatas, dapat dipahami bahwa pendidik dan peseta didik merupakan manusia
yang lebih baik. hal ini perlu diperhatikan oleh pendidik agar tidak terjadinya
otoriter dalam mengajar, serta guru merasa lebih sombong di depan peserta
didiknya.
Terdapat
juga dalam hadis lain, yaitu:
عَنْ
عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ.
رواه البخارى
Usman ibn Affan berkata, Rasulullah
saw. bersabda: Sesungguhnya orang yang paling utama di antara kamu adalah
orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.
Hadis
ini menjelaskan orang yang paling utama adalah yang mempelajari al-Qur’an dan
mengajarkannya. Dalam hal ini pemakalah berpendapat bahwa segala bentuk ilmu
pengetahuan yang benar berasal atau ada dalam al-Qur’an. Maka peserta didik
yang mempelajari ilmu agama akan tergolong kepada orang yang utama seperti yang
katakan dalam hadis tersebut.
عن
صَفْوَانُ بن عَسَّالٍ الْمُرَادِيُّ، قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَهُوَ مُتَّكِئٌ فِي الْمَسْجِدِ عَلَى بُرْدٍ لَهُ، فَقُلْتُ لَهُ:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي جِئْتُ أَطْلُبُ الْعِلْمَ، فَقَالَ:"مَرْحَبًا بطالبِ الْعِلْمِ، طَالِبُ الْعِلْمِ لَتَحُفُّهُ الْمَلائِكَةُ وَتُظِلُّهُ بِأَجْنِحَتِهَا، ثُمَّ يَرْكَبُ بَعْضُهُ بَعْضًا حَتَّى يَبْلُغُوا السَّمَاءَ الدُّنْيَا مِنْ حُبِّهِمْ لِمَا يَطْلُبُ، فَمَا جِئْتَ تَطْلُبُ؟. رواه الطبرانى
Shafwan ibn 'Assal al-Muradiy
berkata, Saya datang kepada Rasulullah saw. , waktu itu, ia sedang berada di
masjid. Saya berkata kepadanya: Ya Rasulullah! Saya datang untuk menuntut ilmu.
Beliau berkata: Selamat datang penuntut ilmu. Penuntut ilmu dihargai dan
disanjung oleh malaikat dan dilindunginya dengan sayapnya. Kemudian mereka
belomba-lomba untuk mencapai langit dunia karena senang kepada apa yang ia
tuntut. Maka kapan kamu belajar?
Hadis
menggambarkan betapa mulianya orang yang menuntut ilmu sehingga Rasulullah
mengatakan: “ penuntut ilmu dihargai dan disanjung serta dilindungi oleh sayap
malaikat”. Hal ini karena penuntut ilmu merupakan orang yang ingin mencari
hakikat kebenaran.
C.
Syarat-syarat Peserta didik
1.
Peserta Didik harus Ikhlas
Ikhlas menurut bahasa adalah jujur
dan tulus. Kata ikhlas berasal dari masdar akhlasa, yukhlisu, ikhlasan yang berarti murni dan tampa campuran. Dari
defenisi tersebut maka ikhlas dapa di artikan dengan pemurnian niat yang di
kotori oleh ambisi pribadi dan sifat ingin dipuji orang lain kepada niat
semata-mata untuk mengharap ridho Allah
swt dalam melakukan perbuatan.
Ikhlas merupakan syarat yang harus
dimiliki oleh setiap peserta didik, karena dengan ikhlas peserta didik akan
lebih mudah menerima dan memahami pelajaran yang di berikan oleh pendidik.
Sebaliknya jika peserta didik tidak memiliki keikhlasan maka ilmu yang akan
merasa sulit dipahami bahkan Rasulullah mengatakan tidak akan mencium bau
sorga, sebagaimana sabdanya yang berbunyi:
عَنْ
مُعَاذِ بن جَبَلٍ، عَن ْرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ:"مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُبَاهِيَ بِهِ الْعُلَمَاءَ، وَيُمَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَ فِي الْمَجَالِسِ، لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ"
رواه الطبرانى
Dari Mu'az ibn Jabal, Rasulullah
saw. bersabda: Siapa yang menuntut ilmu karena ingin merasa bangga sebagai
ulama, menipu orang bodoh di majlis tidak akan mencium aroma sorga
عن
مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
يَقُولُ « مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُجَارِىَ بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ لِيُمَارِىَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارَ.
رواه الترمذى وابن ماجه
Dari malik, ia berkata: Aku
mendengar Rasulullah saw. bersabda: Siapa yang menuntut ilmu karena ingin
bangga sebagai alim atau menipu orang-orang bodoh atau menarik perhatian orang,
Allah akan memasukkannya ke dalam neraka.
Dari
dua hadis di atas dapat pemakalah pahami bahwa, begitu pentingnya keikhlasan
yang harus dimiliki oleh peserta didik. Sehingga pada hadis pertama menyebutkan
peserta didik yang tidak ikhlas dalam menuntut ilmu tidak akan mencium aroma
sorga, dan pada hadis kedua dia akan di masukkan kedalam api neraka.
2. Menghormati Guru
Guru
merupakan orang tua kedua setelah yang melahirkan kita, karena dialah yang
mendidik kita dengan penuh kesabaran sehingga kita menjadi orang yang berilmu.
Maka sebagai peserta didik haruslah menghargai dan menghormati pendidiknya.
Keharusan menghormati pendidik tersebut tergambar dalam hadis Rasulullah, yaitu:
عَنْ
عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ قَالَ عَبْد اللَّهِ وَسَمِعْتُهُ أَنَا مِنْ هَارُونَ. رواه أحمد
Ubadah ibn Shamit meriwayatkan bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Tidaklah termasuk umatku orang yang tidak
memuliakan orang-orang dewasa, tidak menyayangi yang kecil dan tidak mengenal
hak-hak orang alim (guru).
Dalam hadis di atas jelaslah bahwa peserta
didik harus menghormati pendidiknya, sehingga Rasulullah mengatakan bahwa
peserta didik yang tidak menghargai dan menghormati pendidiknya bukanlah
umatnya.
D.
Karakteristik Peserta Didik
1.
Memiliki potensi
Semua
manusia di lahirkan dalam keadaan fitrah yaitu suci, sebagian ulama mengatakan
bahwa fitrah tersebut adalah potensi beragama. Sebagaimana hadis Rasulullah Saw
yang berbunyi:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيْمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيْمَةَ ، هَلْ تَرَى فِيْهَا جَدْعَاءَ. رواه البخارى ومسلم وأبوداود والترمذى والنسائى ومالك وغيره
Abi Hurairah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW. bersabda “Setiap
anak dilahirkan menurut fitrah (potensi beragama Islam). Selanjutnya, kedua
orang tuanyalah yang membelokkannya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi
bagaikan binatang melahirkan binatang, apakah kamu melihat kekurangan padanya?
Dari hadis di atas ada dua hal yang
dapat di pahami yaitu, pertama: setiap mannusia yang lahir memiliki
potensi, baik potensi beragama potensi menjadi orang baik, potensi menjadi
orang jahat dan potensi yang lainya. Kedua: potensi tersebut dapat
dipengaruhi oleh lingkungan terutama orang tua karena merekalah yang pertama
yang sangat berperan dalam menjadikan anaknya menjadi yahudi, nasrani dan
majusi.
Konsep hadis tersebut sesuai dengan
teori konvergensi pada perkembangan peserta didik, yang berpendapat
bahwa setiap anak yang lahir, dalam perkembangannya di pengaruhi oleh keturunan
dan lingkungan. Yaitu setiap anak yang lahir akan di pengaruhi oleh
keturunannya, contoh anak yang terlahir dari keluarga yang baik-baik tentunya
dia akan menjadi anak yang baik serta di pengaruhi oleh ingkungannya. Hanya
saja dalam konsep hadis di atas secara umum manusia lahir memiliki potensi yang
sama.
2.
Memiliki Kemuliaan (Martabat)
Sehubungan
dengan ini ditemukan hadis antara lain:
عن أنس ، قال
: سمعت ، رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول
: « أَكْرِمُوْا أَوْلاَدَكُمْ وَأَحْسِنُوْا آدَابَهُمْ. رواه القضائى
Dari Anas, saya mendengarkan Rasulullah saw. bersabda:
muliakanlah anak-anakmu dan baguskanlah pendidikannya.
Hadis tersebut memang perintah
kepada orangtua untuk memuliakan dan
mendidik anaknya dengan bagus, akan tetapi dapat juga kita pahami dari hadis
tersebut tertuju kepada peserta didik, dimana seorang peserta didik harus
memiliki kemulian atau martabat.
Adapun diantara membaguskan
pendidikan anak pada hadis diatas menurut hemat pemakalah yaitu: memberikan
pemahaman-pemahaman kepada anak, memberikan teladan, memilihkan lembaga
pendidikan yang baik bagi perkembangan
anaknnya serta memilihkan teman sebaya yang tidak akan menjerumuskan
anaknya kepada jalan yang tidak baik.
3.
Memiliki Kesamaan Derajat
Adapun
kesamaan derajat yang di maksud di sini adalah tidak adanya perbedaan antara
jenis kelamin, perbedaan suku, warna kulit dll dalam menuntut ilmu. Setiap
manusia sama hanya saja perbedaannya pada tingkat ketakwaannya. Sebagaimana
hadis Rasulullah saw, yaitu:
عَنْ جابر ابن عبد الله خطبنا ْ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
فِى وَسَطِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ فَقَالَ
« يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلاَ إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ أَلاَ لاَ فَضْلَ لِعَرَبِىٍّ عَلَى أَعْجَمِىٍّ وَلاَ لِعَجَمِىٍّ عَلَى عَرَبِىٍّ وَلاَ لأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلاَ أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلاَّ بِالتَّقْوَى أَبَلَّغْتُ.... رواه أحمد والبيهقى
Jabir
ibn Abdullah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. berkhutbah di depan kami pada
pertengahan hari tasyri', beliau bersabda: Wahai manusia! Ketahuilah
sesungguhynya Tuhanmu Esa, nenek moyangmu satu. Ketehauilah bahwa tidak ada
kelebihan bagi orang Arab dari orang non Arab, tidak pula ada kelebihan orang
non Arab dari orang Arab, tidk ada kelebihan orang yang berkulit merah dari
yang berkulit hitam dan tidak pula sebaliknya, kecuali karena takwanya.
Bukankah telah saya sampaikan?
4. Memiliki Perbedaan
Kecerdasan
عَنْ أَبِى مُوسَى عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم
- قَالَ « مَثَلُ مَا بَعَثَنِى اللَّهُ بِهِ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ الْغَيْثِ الْكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضًا ، فَكَانَ مِنْهَا نَقِيَّةٌ قَبِلَتِ الْمَاءَ ، فَأَنْبَتَتِ الْكَلأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ ، وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتِ الْمَاءَ ، فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ ، فَشَرِبُوا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا ، وَأَصَابَتْ مِنْهَا طَائِفَةً أُخْرَى ، إِنَّمَا هِىَ قِيعَانٌ لاَ تُمْسِكُ مَاءً ، وَلاَ تُنْبِتُ كَلأً ، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقِهَ فِى دِينِ اللَّهِ وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِى اللَّهُ بِهِ ، فَعَلِمَ وَعَلَّمَ ، وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا ، وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ.
رواه البخارى
Diriwayatkan
dari Abu Musa RA bahwa Rasulullah SAW pernah berkata: “Sesungguhnya
perumpamaan hidayah (petunjuk) dan ilmu Allah SWT yang menjadikan aku sebagai
utusan itu seperti hujan yang turun ke Bumi. Di antara Bumi itu terdapat
sebidang tanah subur yang menyerap air dan sebidang tanah itu rumput hijau tumbuh
subur. Ada juga sebidang tanah yang tidak menumbuhkan apa-apa, walaupun tanah
itu penuh dengan air. Padahal, AlIah SWT menurunkan air itu agar manusia dapat
meminumnya, menghilangkan rasa haus, dan menanam. Ada juga sekelompok orang
yang mempunyai tanah gersang yang tidak ada air dan tidak tumbuh apa pun di
tanah itu. Gambaran tersebut seperti orang yang mempunjai ilmu agama Allah SWT
dan mau memanfaatkan sesuatu yang telah menyebabkan aku diutus oleh Allab SWT
kemudian orang itu mempelajari dan mengerjakannya. Dan seperti orang
yang sedikitpun tidak tertarik dengan apa yang telah menjebabkan aku diutus
oleh Allah SWT. Ia tidak mendapat petunjuik dari Allah SWT yang karenanya aku
menjadi utusan-Nya.
Hadis ini memggambarkan perbedaan antara manusia dalam
kemampuan belajar, memahami dan mengingatnya. Menurut Muhammad Utsman Najati,
ketiga kemampuan ini tergolong dalam pengertian intelektualitas. berdasrkan
hadis ini maka dapat di pahami bahwa intelektualitas manusia dapat di
kualifikasikan dalam tiga golongan, yaitu: Seperti tanah subur, Yang
berarti orang dalam golongan ini mampu belajar, menghafal, da mengajarkan ilmu
yang ia miliki kepada orang lain. Seperti tanah gersang, yang berarti
orang dalam golongan ini mampu menjaga dan mengajarkannya kepada orang lain,
tetapi ilmu yang dia miliki tidak bermamfaat pada dirinya sendiri. Seperti tanah
tandus, orang dalam golongan ini tidak tertarik , apalagi menghafal dan
mengajarkan kepada orang lain.
Dengan demikian sebagai seorang pendidik memang harus bisa
memahami perbedaan kecerdasaan peserta didik, sehingga pendidik dapat memilih
metode, pendekatan dan media yang tepat sehingga semua peserta didik dapat
mencerna materi pelajaran dengan baik. hal ini dapat dilakukan oleh pendidik
dengan mengaplikasikan metode pembelajaran yang bervariasi dan media yanng beragam.
5.
Memiliki Perbedaan Emosional
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ قال رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم
... أَلاَ وَإِنَّ مِنْهُمُ الْبَطِىءَ الْغَضَبِ سَرِيعَ الْفَىْءِ وَمِنْهُمْ سَرِيعُ الْغَضَبِ سَرِيعُ الْفَىْءِ فَتِلْكَ بِتِلْكَ أَلاَ وَإِنَّ مِنْهُمْ سَرِيعَ الْغَضَبِ بَطِىءَ الْفَىْءِ أَلاَ وَخَيْرُهُمْ بَطِىءُ الْغَضَبِ سَرِيعُ الْفَىْءِ أَلاَ وَشَرُّهُمْ سَرِيعُ الْغَضَبِ بَطِىءُ الْفَىْءِ .... رواه الترمذى
Dari Abi Sa'id al-Khudriy, ia berkata, Rasulullah SAW.
bersabda: Ingatlah, di antara anak Nabi Adam AS itu ada yang lambat marah dan
cepat terkendali. Ada pula yang cepat marah dan cepat pula terkendali.
Ingatlah, di antara anak Nabi Adam AS itu ada yang cepat marah dan lambat
terkendali. Ingatlah, sebaik-baik mereka ialah yang lambat marahnya dan cepat
terkendalinya. Ingatlah, seburuk-buruk anak Nabi Adam ialah yang cepat marahnya
dan lambat terkendalinya.
Berdasarkan hadis di atas, Muhammad
Utsman Najasi mengelompokkan tingkat emosi kemarahan manusia kedalam tiga
tingkatan. Pertama, orang yang emosi kemarahannya lambat, jarang
mengepresikan kemarahannya, kalaupun ia marah ia akan cepat mengendalikan
emosinya kemarahannya. Orang semacam ini dikategorikan sebagai manusia yang
sangat mulia. Kedua,orang yang emosi kemarahannya terlalu cepat tetapi
ia juga cepat mengendalikannya. Ketiga, orang yang emosi kemarahannya
terlalu cepat muncul, dia sulit mengendalikannya kecuali dalam waktu yang lama.
Orang semacam inilah dikategorikan sebagai manusia yang paling buruk.
Perbedaan pada peserta didik perlu
dipahami oleh seorang pendidik agar jangan terlalu gegabah dalam merespon aksi
peserta didiknya. Pendidik tidak boleh mengatasi gejolak emosi peserta didik
dengan luapan emosi pula. Ia harus dapat memperlihatkan kesabaran, ketulusan
dan kasih sayangnya tampa menyimpan rasa dendam. Hal ini agar peserta didik
bisa menghargai dan menghormati
pendidiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,
Jakarta: Kalam Mulia, 2006
Al-Tirmiziy, Juz 3
Al-Thabraniy, Al-Mu'jam al-Kabir,
Juz 8, h. 20 dalam Al-Maktabah al-Syamilah Al-Bukhariy, Juz 3, h.
2084Al-Thabraniy, Al-Mu'jam al-Kabir, Juz 7, dalam
Al-Maktabah al-Syamilah
Abu Bakar, Hadis Tarbiiyah,
Surabaya: al-Iklas, 1995
Al-Thabraniy, Al-Mu'jam al-Kabir,
Juz 14, dalam Al-Maktabah al- syamilah
Al-Tirmiziy, Op.cit., Juz 4, h.
141Ahmad Ibn Hanbal, Op.cit., Juz 49, h. 425, dalam Al-Maktabah al-SyamilahAl-Bukhariy,
Op.cit., juz 1, h. 532A-Qadha'iy,
Musnad al-Syihab al-Qadha'iy, juz 3, dalam al-Maktabah al-Syamilah
Ahmad ibn Hanbal, Op.cit., Juz
51, dalam al-Maktabah al-Syamilah
Al-Bukhariy, Juz 1,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar